SEJARAH TANDU, Alat Transportasi Paling Tua di Pulau Bangka.

Ilustrasi Tandu. Sumber: id.pinterest.com/pin/649081365020700633/

Salahsatu sarana angkutan paling tua di pulau Bangka adalah Tandu.
Memikul Tandu pejabat kolonial Belanda merupakan salah satu bentuk kerja paksa tanpa gaji dan upah (herendients atau corvee).

Tandu awalnya hanya digunakan untuk mengangkut pejabat tinggi pemerintahan seperti residen, controlleur atau kepala distrik (districten), serta kepala under districten, kemudian pada perkembangan selanjutnya Tandu juga digunakan untuk mengangkut istri dan anggota keluarga pejabat Belanda.

Tandu digunakan sebagai alat angkut bagi perjalanan jarak jauh dari satu kota ibukota distrik ke kota ibukota distrik lainnya di pulau Bangka (pada Tahun 1855 Masehi terdapat 10 districten di pulau Bangka dengan 31 under districten).

Bukti sejarah bahwa Tandu merupakan alat angkut pejabat tinggi pemerintah Hindia Belanda, dapat dipelajari dari peristiwa dibunuhnya Residen Bangka M.A.P Smissaert oleh Demang Singayudha dan Juragan Selan, atas perintah Depati Bahrin, pada tanggal 14 November 1819 di sungai Buku, perbatasan antara kampung Zed dengan kampung Puding.


M.A.P Smissaert, Residen Bangka yang dibunuh di sungai Buku, perbatasan antara kampung Zed dan kampung Puding.

Pada waktu perjalanan pulang (inspeksi) dari distrik Pangkalpinang menuju ibukota keresidenan di Mentok, Tandu residen Bangka M.A.P Smissaert dihempaskan dengan kasar (dibanting) oleh Delapan orang pemikul tandu yang memang sudah letih dan kesal.

Residen Bangka M.A.P Smissaert kemudian disergap dan ditangkap, kepalanya dipenggal dan ditancapkan pada ujung sebatang kayu, lalu diarak keliling kampung Puding.
Kepala residen M.A.P Smissaert kemudian dikeringkan dan dipersembahkan menghadap kepada Sultan Palembang Mahmud Badarudin II, oleh Batin Tikal dari Penyampar.

(Akhmad Elvian,16032019)
#SejarawanBangka
#BankaneseHistory.

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.