Rayuan Pulau Kelapa di Port Wellington

Sir Thomas Stamford Raffles menamakan wilayah Teluk Kelabat dengan sebutan Port Wellington. Ini terjadi pada tahun 1812-1816, ketika Kerajaan Inggris berkuasa atas Duke Of York’s Island, sebutan mereka untuk Pulau Bangka.
Port Wellington di Duke Of York’s Island  sangat strategis. Diapit dua daratan, Bubus diutara Belinyu dan Bukit Pala diutara sebelah barat. Dua daratan ini menjadikan Teluk Kelabat sangat aman dari terjangan angin kencang dan gelombang tinggi. Terlebih, bisa dijadikan semacam pertahanan awal dari armada luar yang ingin memasuki  Pulau Bangka dari arah utara.

Lanjut ke selatan, Teluk Kelabat semakin aman. Dua buah tanjung, Tanjung Ru’ dan Tanjung Gudang seperti pintu gerbang yang membentengi Teluk Kelabat bagian dalam. Maka tak heran, ketika wilayah ini rencananya akan dibangun Pangkalan Angkatan Laut Kerajaan Inggris untuk Wilayah Timur, Port Of Wellington, kala itu.

Selain aman, Teluk Kelabat juga berhiaskan pulau-pulau kecil yang sangat indah, satu diantaranya Pulau Kelapa.

Tegar ditengah Teluk Kelabat, Pulau Kelapa nampak tenang berwibawa.
Berdiri di Pulau ini, kita bisa menyaksikan kapal yang keluar masuk ke pelabuhan Tanjung Gudang. Hilir mudik perahu nelayan yang mencari nafkah menjadi sajian keindahan tersendiri. Dimalam hari, cahaya dari lampu Kapal Keruk dan Kapal Isap Produksi yang beroperasi di Teluk Kelabat menjadikan Pulau Kelapa seolah lebih hidup. Meski begitu, nyatanya Pulau Kelapa seolah sepi dalam keramaian.

Purnama di Pulau Kelapa

Pulau Kelapa tidak lah terlalu besar.
Memanjang dari Timur ke Barat, berisi semak belukar yang tidak terlalu rimbun. Sebelah barat terdapat gundukan tanah berbatu menyerupai bukit, sedang dibagian timur terdapat gugusan batu granit yang berserakan, menghunjam sekenanya, dan tumpang tindih sesukanya.
Sungguh tak beraturan.  Namun siapa yang bisa menyangkal, bahwa kesemua tatanan itu amat memikat, karya seni adi luhung dari Sang Pencipta.

Sisi Utara dan Selatan Pulau, terhampar pasir putih yang sebagian tertutupi ranting dan daun mati. Pada bagian ini biasanya nelayan memancing atau menarik pukat.

Berjalan sekeliling Pulau, kita langsung tahu bahwa Pulau Kelapa, dulunya pernah “dikelola”. Masih terlihat sisa tulisan dan bangunan yang sangat fungsional, seperti toilet dan musholla. Bangunan ini sederhana, terbuat dari kayu seadanya. Sayang, bangunan tersebut lapuk dimakan usia, tak dirawat pengunjung dan ditinggalkan pengelola.
Satu yang masih tersisa, tulisan “Peninggalan Belanda” diatas beton permanen persegi empat yang dulunya entah digunakan untuk apa.

Berada di Pulau Kelapa, bertelanjang kaki diatas pasir nan lembut sambil memandang Teluk Kelabat yang megah, kita akan memahami apa yang ada dalam benak Tuan Thomas Stamford Bingley Raffles, bahwa Teluk Kelabat sangat cocok dijadian Port atau pelabuhan penting kelas dunia, yang menjadi jalur pelayaran dari Selat Malaka menuju Selat Sunda. Port Wellington di Duke Of York’s Island.

Merasakan aura sejarah ratusan tahun silam, sambil menikmati keindahan Pulau Kelapa, sungguh suatu hal yang sulit digambarkan dengan kata-kata. 

_________________________________
*Teman Jelajah Edisi Pulau Kelapa: Komunitas Lebebb (Lejok Begagit Bangka Belitong)

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.