Mgr. Vitus Bouma, SSCC Dan Makam Bruderan Di Pangkalpinang.

3
IMG_20250718_213951


Dato’ Akhmad Elvian, DPMP.
Sejarawan dan Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia.


Terdapat beberapa makam di Kompleks Pemakaman Bruderan dekat Gereja St. Bernadeth, Pangkalpinang, dan salah satunya adalah makam dari Mgr. Vitus  Bouma, SSCC.

Pada keramik hitam makam tertulis: “Mgr. Vitus Bouma, SSCC, Nisi Dominus Aedificaverit (Mzm127:1), Perfek Apostolik Bangka Belitung & Kepri (1928-1945)”.

Selanjutnya pada bagian bawah tertulis: Bapak Pendiri KKS. Maksud tulisan frasa Latin “Nisi Dominus aedificaverit” berarti “Kecuali Tuhan yang membangun”. Frasa ini merupakan bagian dari Mazmur 127. Sedangkan tulisan Perfek (seharusnya Prefek) maksudnya adalah Prefek Apostolik Bangka Belitung & Kepri (1928-1945), menunjukkan jabatan Mgr. Vitus Bouma, SSCC sebagai Prefek Apostolik di wilayah Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau antara Tahun 1928-1945.

Tulisan Bapak Pendiri KKS artinya Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci. Selanjutnya pada bagian atas pusara makam terdapat tulisan pada marmer putih di atas Salib: Mgr. Vitus Bouma, Geb. 6-12-1892, Gest. 19-4-1945 dan di bawahnya tertulis R.I.P, maksudnya Mgr. Vitus Bouma, lahir (Geboren) tanggal 6 Desember 1892 dan Wafat (Gestoren) tanggal 19 April 1945.


Mgr. Vitus  Bouma, SSCC Lahir di Oude mirdum Belanda, Tanggal 6 Desember 1892, dan Wafat di Belalau Lubuk Linggau, 19 April 1945, ditunjuk sebagai Prefek Apostolik untuk wilayah Banka en Billiton pada Tanggal 29 Mei 1928, menggantikan Mgr. Herckenrath, SSCC. Setelah pusat Gereja Katolik di Sungaiselan pindah ke Sambong dan atas keputusan Mgr. Vitus  Bouma, SSCC, kemudian dari Sambong dipindahkan ke Kota Pangkalpinang, seiring dengan majunya Kota Pangkalpinang setelah menjadi ibukota Keresidenan Bangka Tanggal 3 September 1913.

Pada bulan Oktober 1928, Mgr. Vitus Bouma SSCC membeli sebidang tanah yang terletak di dekat lokasi Pasar (pasar lodsen) Pangkalpinang dan beliau mulai mendirikan beberapa bangunan untuk keperluan pusat karya gereja, dan pada bulan Mei 1931 para pastor pindah dari Sambong ke Pangkalpinang di Kapel sementara yang diberkati pada tanggal 24 Mei (letaknya sekarang di kompleks SD Budi Mulia).

See also  SEJARAH TANDU, Alat Transportasi Paling Tua di Pulau Bangka.

Pada Tahun 1934 bruder-bruder pertama tiba di Pangkalpinang. Pada tahun 1938 suster-suster dari Penyelenggaraan Ilahi, mulai berkarya juga di Pangkalpinang.

Perang Dunia II membawa dampak yang sangat buruk bagi perkembangan gereja di Pangkalpinang, pada tanggal 17 Februari 1942, serdadu Jepang dengan kekuatan 800 pasukan menduduki Pulau Bangka. Pada tanggal 10 April 1942 Mgr. Vitus Bouma SSCC, para Imam dan bruder berkebangsaan Belanda ditahan Jepang dan dimasukkan di kamp tahanan di Pangkalpinang, selanjutnya pada bulan Mei 1944 mereka dipindahkan ke kamp Mentok dan pada bulan Maret 1945 dipindahkan ke Belalau, Lubuk Linggau.

Untuk perawatan umat Katolik di Pangkalpinang dan Bangka Belitung dilakukan oleh Pastor Boen dan Bruder Angelus Manopo dan ini berlangsung sampai takluknya Jepang dan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. Pimpinan gereja Katolik Bangka, Belitung dan Riau, Mgr. Vitus Bouma SSCC meninggal di kamp tahanan Belalau, Lubuk Linggau pada tanggal 19 April 1945. Dari 11 misionaris yang masuk tahanan hanya 3 yang masih hidup waktu dibebaskan, dan dari 15 bruder Budi Mulia yang ditahan hanya 8 orang yang masih bertahan hidup.

Pada awal tahun 1950 tulang belulang para misionaris yang meninggal di kamp tawanan Jepang ini dikumpulkan dan dimakamkan lagi di Kompleks Bruderan dekat Gereja St. Bernadeth Pangkalpinang.

Comments

comments

3 thoughts on “Mgr. Vitus Bouma, SSCC Dan Makam Bruderan Di Pangkalpinang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *