Abang Pahang Tumenggung Dita Menggala Dan Makam Kute Seribu, Kota Mentok.

3
IMG_20250716_192138


Oleh Dato’ Akhmad Elvian, DPMP,

Sejarawan dan Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia


Pada Komplek Pemakaman Kute Seribu di Kota Mentok terdapat makam Tumenggung Pertama di Pulau Bangka, yaitu makam Abang Pahang bergelar Dita Menggala.

Pada Nisan bagian kepala (sisi Utara) tertulis dengan huruf Arab Melayu: “Wafat kepada 12 hari bulan” dan pada bagian kakinya tertulis: “Safar malam Ahad 1252 H, Datuk alamat pemegang buyut Bangka”. Ukuran makam 217 ×77 cm, bagian jiratnya terdiri atas empat undakan polos tanpa hiasan. Dua nisannya dihiasi tumpat tunggal di empat sisinya dan pada bagian dalamnya dihiasi motif suluran. Tulisan atau inkripsi terletak pada bagian tengah hiasan berbentuk lingkaran. Nisan terbuat dari Batu Karang.

Abang Pahang adalah anak dari Wan Abdul Khalik, dan diperkirakan lahir sekitar Tahun 1714, serta meninggal Tanggal 12 Safar 1202 Hijriah /22 November 1787. Abang Pahang diangkat dengan jabatan Tumenggung pada masa Sultan Ahmad Najamuddin I Adikusumo (memerintah Tahun 1757-1776), menggantikan jabatan Rangga di Pulau Bangka yang pada waktu itu dijabat oleh Rangga Usman.

Masa pemerintahan Abang Pahang Tumenggung Dita Menggala, sekitar Tahun 1757-1780 dengan pusat kekuasaan di Kota Mentok. Menurut F. S. A. De clercq dalam bukunya “Bijdrage Tot De Geschiedenis van Het Eiland Bangka (Naar een Maleisch Handschrift)”, dalam Bijdragen Tot De Taal, Land, En Volkenkunde in Netherlands Indie (BKI), 1895, halaman 145 dinyatakan: “Daarom overwoog de Sultan, dat het beter was te Muntok een Temenggoeng aan te stellen, die het bestuur over Bangka zou uitoefenen; waartoe hij een afstammeling van Wan Awang uitkoos, genaamd Abang Pang Besar. Deze werd tot Temenggoeng verheven en zijn naam veranderd in Temenggoeng Dita Menggala. Zijn rang werd gelijkgesteld aan dien der Temenggoeng’s in Palembang en zijn macht kwam overeen met die van den vroegeren Rangga. Ouder hem stelde de Sultan een Penghoeloe en een Imam aan en gaf tevens vergunning tot het bouwen eener moskee te Muntok, waarvoor de houtwerken voor de helft van Palembang kwamen”.

Maksudnya kira kira: “Karena itu Sultan menganggap lebih baik mengangkat Temenggoeng saja di Muntok yang akan memerintah Bangka; di mana Dia memilih seorang keturunan Wan Awang, bernama Abang Pang Besar. Ini diangkat menjadi Temenggoeng dan berganti nama menjadi Temenggoeng Dita Menggala. Pangkatnya disamakan dengan Temenggoeng di Palembang dan kekuasaannya sama dengan Rangga. Lebih Sultan mengangkat seorang Penghoeloe dan seorang Imam kepadanya dan juga memberikan izin untuk membangun sebuah masjid di Muntok, yang setengah kayunya berasal dari Palembang.

See also  Mengenal Syaikh Abdurrahman Siddik, Tokoh Penyebaran Agama Islam di Pulau Bangka

Di samping membangun Masjid di Mentok, atas izin Sultan juga membangun Kute Seribu, dan mendirikan pangkal pangkal sebagai tempat kedudukan demang dan jenang yang mengurus pertimahan dan berhubungan dengan orang orang dari Siam, Cina dan bangsa lainnya.

Comments

comments

3 thoughts on “Abang Pahang Tumenggung Dita Menggala Dan Makam Kute Seribu, Kota Mentok.

Leave a Reply to Aubrey3934 Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *