FESTIVAL KOTA KAPUR, Karya Anak Muda Yang Peduli Sejarah Negeri.

Festival Kota Kapur yang diselenggarakan pada 6-7 Mei yang lalu adalah murni karya Pemuda yang peduli dengan sejarah Negerinya.

Dengan mengangkat tema “Mengenal Lebih Dekat Peradaban, Menyentuh Misteri Yang Terpendam” mereka bahu-membahu bekerja keras mensukseskan acara tersebut.

Mereka adalah anak muda Kota Kapur yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Prasasti Kota Kapur (IP2K).

Dalam rangkaian acara tersebut, peserta yang terdiri dari kelompok Pecinta Alam, Pramuka dan komunitas lainnya diajak menelusuri kawasan Situs Kota Kapur. Menapaki benteng tanah yang menjadi bukti bahwa disini, ribuan tahun yang lalu sudah berdiri sebuah peradaban yang sangat maju.

Disela kegiatan festival, diadakan acara Peletakan Batu Pertama untuk pembangunan Taman Prasasti Kota Kapur yang diinisiasi oleh Yayasan Tanah Pusaka.
Ditaman ini nantinya akan dihadirkan kembali Prasasti yang tertancap pada tahun 608 Saka / 686 Masehi.
Dari Prasasti ini kemudian terkuak keberadaan Kerajaan Sriwijaya sehingga menggemparkan dunia kala itu.

Pada kesempatan ini, peserta dan tamu undangan diajak bersama-sama untuk menjadi bagian dari sejarah berikutnya.

Sekda Provinsi Kep.Bangka Belitung, Yan Megawandi melakukan peletakan batu pertama Taman Prasasti Kota Kapur. (06 mei 2017)

 

Para pegiat seni dari Kota Kapur tak mau ketinggalan, mereka turut menyemarakkan acara dengan menampilkan tari Kedidi sebagai bentuk hiburan bagi para tamu dan peserta Festival.

Kota Kapur memang luhur.
Tidak hanya peradaban, begitu juga dengan budaya warganya.
Setelah prosesi Peletakan Batu Pertama, warga Kota Kapur bersama-sama menjamu tamu dan peserta festival dengan acara adat makan bersama, Nganggong.

 

 

Tak lupa kelakar budaya.
Untuk menambah pengetahuan, malam harinya diisi pengantar tentang sejarah Kota Kapur diikuti tanya jawab oleh peserta dan warga.
Acara ini dikemas santai diselingi tari hiburan dari remaja desa Kota Kapur.

DR.Ninnie Susanti (Ketua Departemen Arkeologi UI) didampingi Drs.Akhmad Elvin (Sejarahwan Bangka) dengan moderator Ali Usman.

 

Bakti Kampong
Minggu pagi,  peserta Festival yang diinapkan dirumah warga dengan konsep homestay melakukan aksi bersih-bersih dalam kegiatan Bakti Kampong.

Acara Bakti Kampong kemudian diikuti dengan program Peduli Kasih.
Dalam kesempatan ini, perwakilan umat Buddha turut berpartisipasi dengan membagikan 1,5 ton beras kepada warga yang membutuhkan.

Rangkaian kegiatan terakhir sebelum penutupan Festival Kota Kapur adalah Wisata Bahari.
Mengingat bahwa dulunya, akses keluar masuk kesuatu daerah adalah melalui sungai dan laut, maka kegiatan ini dipandang perlu adanya.

Peserta diajak merasakan sensasi sambil membayangkan seperti apa dulunya orang-oarng yang memasuki Kota Kapur melalui jalur sungai dan laut.

Sebagai destinasi wisata bahari ini, dipilihlah Pulau Medang.
Selain jaraknya yang cukup dekat dengan sungai Kota Kapur, Pulau Medang juga berada di selat Bangka. Salah satu jalur pelayaran paling ramai dimasa itu.

 

Last but not least.
Festival Kota Kapur memang tidak semeriah Festival pada umumnya.
Ada yang mengatakan “Hanya orang gila yang bikin acara di ujung pelosok Kampung”
Tidak ada publikasi dan liputan dari media mainstream.
Tidak ada bantuan Pemerintah yang jor-joran.
Namun hal tersebut tidak sedikitpun menyurutkan semangat para pemuda.

Terimakasih IP2K, Terimakasih para warga & Terimakasih para Peserta !
Tahun depan, kita bikin yang lebih GILA!

——————————————–
#IP2K
#JelajahBangka
#YayasanTanahPusaka

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.